TIDAK HANYA BUNGKAM

Bacaan: 2 Raja-raja 5:1-14
——————————————————————
Bacaan setahun: Mikha 1-7
——————————————————————
Didi tampak kebingungan mencari kunci motornya. Anto, adiknya, kebetulan melihat kunci itu tergeletak di atas meja makan. Bukannya memberitahu kakaknya tempat kunci itu berada, Anto malah pura-pura tidak tahu. “Kakak kan selalu menjahiliku. Jadi, biar saja ia mencari sendiri, ” pikirnya.

Beruntung, cara berpikir dan bertindak gadis pelayan istri Naaman tidaklah seperti itu. Mengetahui tuannya sakit kusta, ia memberitahu nyonyanya agar tuannya menghadap nabi di Samaria. Nabi itu adalah Elisa (ay. 3). Coba kita amati asal-usul gadis itu! Sebelumnya, ia adalah seorang anak perempuan Israel. Pada waktu orang Aram menyerang negerinya, ia dibawa sebagai salah seorang tawanan. Bisa jadi gadis itu masih menyimpan dendam karena nasibnya kini berubah menjadi pelayan. Menariknya, ia tidak menyembunyikan harapan kesembuhan dari tuannya. Pada akhirnya, Naaman disembuhkan dari kustanya (ay. 14). Tidak tercatat apakah gadis itu mendapatkan penghargaan dari tuannya. Sadar atau tidak, kesembuhan Naaman bersumber dari seorang gadis pelayan yang tidak membungkam mulutnya dari suatu kabar baik.

Sebagai anak-anak Tuhan, kita juga mempunyai kabar baik untuk diberitakan pada dunia. Apakah itu? Tentu saja kabar keselamatan melalui kematian Yesus di kayu salib. Pengorbanan-Nya membawa pengharapan bagi setiap hati yang gundah dan jiwa yang merana oleh dosa. Saat ini, bersediakah kita mewartakan kabar baik ini kepada dunia? –LIN/
——————————————————————

TUHAN MEMANGGIL KITA BUKAN SEBAGAI PRIBADI YANG TERUS-MENERUS BUNGKAM, MELAINKAN BERANI MEWARTAKAN KABAR KESELAMATAN.

——————————————————————

Sumber http://www.renunganharian.net

PENERAPAN PRAKTIS

Bacaan: Yakobus 2:14-26
——————————————————————
Bacaan setahun: Nahum 1 – Habakuk 3
——————————————————————
Dalam sebuah pertemuan pendalaman Alkitab, pemimpin kelompok berinisiatif untuk memberikan contoh penerapan praktis Yakobus 2:14-16. Ia bertanya, siapa di antara anggota kelompoknya yang pada saat itu mengalami kekurangan uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dua orang mengangkat tangan. Ia lalu meminta anggota yang lain untuk memberikan persembahan kasih kepada kedua orang itu. Besarnya terserah, sesuai dengan kemampuan dan dorongan hati masing-masing.

Saya teringat betul kejadian itu karena salah seorang yang mengangkat tangan tadi tidak lain adalah saya sendiri. Saat kemudian saya menjadi pemimpin kelompok, beberapa kali saya mempraktikkan hal serupa. Dan hasilnya selalu mengesankan. Bukankah praktik senantiasa jauh lebih membekas dalam ingatan daripada sekadar teori?

Firman Tuhan tidak dimaksudkan hanya sebagai pengetahuan, tetapi sebagai kebenaran yang mengubahkan hidup. Kebenaran itu akan menjadi nyata ketika kita menerapkannya. Kita sering didorong untuk membaca firman Tuhan, mempelajari, dan merenungkannya. Hal-hal itu sangat baik, tetapi tidak boleh menjadi suatu tujuan akhir. Sebagai tindak lanjutnya, kita perlu meminta hikmat dari Tuhan untuk menerapkan kebenaran itu secara praktis dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian, firman itu “menjadi daging” dalam diri kita, membentuk kita semakin serupa dengan karakter Kristus. Penerapan praktis yang selaras dengan kebenaran firman Tuhan inilah yang akan menyempurnakan iman kita. –Habakuk/
——————————————————————

FIRMAN TUHAN ADALAH KEBENARAN YANG DIMAKSUDKAN
UNTUK MENGUBAHKAN POLA PIKIR, SIKAP HATI, DAN GAYA HIDUP KITA.

——————————————————————

Sumber http://www.renunganharian.net

MENGENDALIKAN KEDENGKIAN

Bacaan: Kejadian 4:1-16
——————————————————————
Bacaan setahun: Zakharia 1-7
——————————————————————
Semasa kecil, saya sering bertengkar dengan adik saya. Saya mengganggu dan bahkan kadang menyakitinya karena saya merasa kurang dikasihi dibanding dirinya. Ia sering digendong. Bila ada masalah di antara kami, saya diminta mengalah. Adik juga kadang-kadang berteriak tanpa sebab dan orangtua mengira saya pemicunya. Sebenarnya saat itu kami sedang berebut kasih orangtua. Hingga dewasa pun, sifat ini sulit hilang sepenuhnya. Ketika ada orang lain yang lebih disayang, saya seolah ingin bersaing dengannya memperebutkan perhatian.

Kain adalah anak yang kelahirannya disyukuri oleh Hawa. Bahkan mungkin Hawa mengira Kain merupakan janji Allah tentang keturunan yang akan meremukkan kepala si ular yang menyebabkan kejatuhannya. Ketika persembahannya ditolak dan sebaliknya persembahan Habel, adiknya, diterima Tuhan, muncul kedengkian yang besar. Kain pun sulit mengendalikan dirinya. Padahal Tuhan sudah memperingatkannya dengan keras. Namun, karena Kain lebih tunduk pada hawa nafsunya sendiri, ia pun melenyapkan adiknya. Padahal, seharusnya ia mencari tahu mengapa persembahannya tidak diterima, lalu memperbaiki dirinya.

Bila hati Anda panas karena kalah populer atau kurang dicintai orang lain, peringatan Tuhan kepada Kain patut dicamkan. Tuhan ingin kita dapat mengendalikan, bahkan mematikan hawa nafsu kita (Kol. 3:5-8). Keinginan untuk merebut perhatian dan kasih sayang janganlah menjadikan kita hamba dan korban dari nafsu kedagingan kita sendiri. –HEM/
——————————————————————

KEDENGKIAN YANG TAK TERATASI AKAN
MELAHIRKAN DOSA YANG LEBIH BESAR.

——————————————————————

Sumber http://www.renunganharian.net

BEZALEEL YANG MULTITASKING

Bacaan: Keluaran 31:1-11
——————————————————————
Bacaan setahun: Zakharia 8-14
——————————————————————
Saya selalu takjub ketika melihat orang-orang yang dapat melakukan satu dua aktivitas dalam waktu bersamaan. Misalkan, sembari mengaduk teh dengan tangan kanan, tangan kirinya sibuk menutup termos dan menaruhnya pada tempatnya. Saya percaya bahwa di dalam diri setiap orang ada kemampuan untuk melakukan setidaknya dua hal sekaligus, dengan sama baiknya, selama orang tersebut tidak malas. Kemampuan inilah yang Allah berikan dalam diri Bezaleel bin Uri bin Hur.

Nama Bezaleel memang tak seterkenal Harun, Yosua, atau Miryam. Namun, peran Bezaleel tak dapat dianggap remeh dalam proses pembuatan Kemah Pertemuan dan semua perlengkapannya. Allah telah mengaruniakan keahlian, pengertian, dan pengetahuan untuk melakukan segala macam pekerjaan, bersama Aholiab bin AhiUnduh di http://android.alkitabku.comsamakh dan beberapa orang ahli lainnya (ay. 6). Tanpa mereka, sepertinya Musa akan sangat kesulitan melakukan perintah Allah terkait pembuatan Kemah Pertemuan.

Dalam hidup ini, orang yang diberi kemampuan untuk mengerjakan lebih dari satu hal sejatinya memiliki bekal yang sangat berharga. Orang tersebut akan berguna dalam mengerjakan banyak hal, dengan kualitas yang sama baiknya. Tentu saja, modal berharga tersebut harus ditopang pula dengan ketekunan dan kerajinan, supaya hasilnya dapat lebih maksimal. Apakah kita merasa “diberi titipan Allah” kemampuan dan keahlian mengerjakan lebih dari satu hal? Jangan simpan atau pendam potensi itu, tetapi kembangkanlah dan muliakanlah Allah! –GHJ/
——————————————————————
PEKERJAAN YANG DILAKUKAN DENGAN PENYERTAAN ALLAH,
UJUNGNYA AKAN MEMULIAKAN DIA.
——————————————————————

Sumber http://www.renunganharian.net