Arsip Kategori: pekerjaan

Think again

Think first before you complain.                  _dyp

Sebelum kita mengeluh bahwa kita buruk…
Pikirkan tentang seseorang yang berada dalam keadaan terburuk dalam hidupnya…

Sebelum kita mengeluh tidak punya apa-apa…
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan…
Hari ini sebelum kita mengatakan kata-kata yang tidak baik…
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berkata-kata sama sekali…

Hari ini sebelum kita mengeluh tentang anak-anak kita…
Pikirkan tentang seseorang yang belum diberikan kepercayaan memelihara anak…

Di saat kita letih dan mengeluh tentang pekerjaan…
Pikirkan tentang pengangguran, orang – orang yang kurang beruntung yang berharap mereka juga punya pekerjaan seperti kita..

Sebelum kita menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain…
” Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa Dan ketika kita sedang bersedih dan dalam kesusahan…
Sebelum kita mengeluh tentang rumah yang kotor karena pembantu rumah tidak melakukan tugasnya…
Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan…

Dan sebelum kita menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain…
” Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa Dan ketika kita sedang bersedih dan dalam kesusahan…

Tersenyum dan bersyukurlah kepada Tuhan karena kita masih diberi kehidupan dan masih diberi limpahan nikmat & karunia-Nya… ” ☺

Banyak tapi sedikit

mllllll

Kenikmatan-kenikmatan yang kita dapatkan begitu banyak tapi sedikit sekali kita mensyukurinya…
Waktu kita banyak tapi sedikit untuk belajar menuntut ilmu agama…

Harta kita banyak tapi sedikit kita sisihkan untuk berbagi…

Teman kita banyak tapi sedikit yang mengingatkan akan kewajiban kita…

Ilmu agama yang kita miliki banyak tapi sedikit yang bisa diamalkan…

Buku dan kitab kita banyak berjejer di rak tapi sedikit sekali dibaca dan difahami kandungannya…

Masalah hidup kita banyak tapi sedikit berdoa kepada Tuhan meminta jalan keluar…

Obrolan kita banyak tapi sedikit yang membawa manfaat dunia akhirat…

Pemberian kita banyak tapi sedikit rasa keikhlasan kita…

Pekerjaan kita banyak tapi sedikit memohon pertolongan kepada-Nya agar dimudahkan…

Kelebihan-kelebihan yang kita miliki banyak tapi sedikit yang dipergunakan untuk kebaikan…

Angan-angan dan harapan kita banyak tapi sedikit yang berorientasi kebahagiaan akhirat…

Kita banyak terlena dengan dunia sehingga menjadi budaknya tapi sedikit sekali dari kita yang mengakuinya…

mll

Jam

v

Seorang anak batita bernama Michael begitu terheran dengan benda berbentuk lingkaran yang dipenuhi angka-angka. Tiga buah jarum yang menunjuk angka-angka di lingkaran itu pun kian membuatnya tercenung.

Ada jarum tipis warna merah yang menunjuk dari satu angka ke angka lain dengan begitu cepat. Ada jarum yang lebih tebal dan lebih panjang yang bergerak lebih lamban. Dan, ada jarum pendek gemuk yang nyaris tak bergerak, tapi bisa berpindah ketika dalam waktu lama tak diperhatikan.

Yang lebih menarik dari semua pemandangan di benda itu adalah ketika pada saat tertentu, ada burung mainan yang tiba-tiba keluar dari bawah lingkaran tersebut dengan suara khas. “Kuk kuk.. kuk kuk.. kuk kuk…!”

Saat itulah, Michael pun melompat riang. Tapi, Michael masih bingung dengan benda itu.

“Itu jam, Michael!” suara sang ibu tiba-tiba muncul dari balik tubuh mungil Michael.

“Jam?” sahut Michael seraya mengungkapkan rasa ingin tahunya.

“Iya. Itu jam. Perhatikanlah, sang burung tidak akan bernyanyi kalau si jarum pendek gemuk tetap saja diam, si jarum pendek gemuk akan tetap diam jika si jarum tebal panjang hanya berhenti. Dan, dua jarum itu tidak akan bergerak kalau saja si jarum merah kecil tidak bergerak lincah,” jelas sang ibu sambil memperhatikan wajah Michael yang begitu serius menatap ibunya. Sesekali, pandangannya menoleh ke arah jam, untuk memastikan kebenaran yang diucapkan ibunya.

“Dan anakku, semua jarum-jarum itu bergerak ke arah yang sama,” tambah sang ibu sambil menunjuk ke arah gerakan jam.

Jam, dalam makna kehidupan tidak selalu menunjukkan nilai sebuah waktu. Ada sisi lain yang bisa diambil hikmah dari gerakan tiga jarum dalam jam.

Dalam dinamika sebuah organisasi, dinamika tiga jarum jam memberikan makna tersendiri bagaimana interaksi produktif antara pimpinan, manager, dan pelaksana. Seperti tiga jarum jam, masing-masing level punya intensitas gerakan yang berbeda, karena bobot dan pengaruh gerakannya memang berbeda.

Namun, walaupun punya gerakan yang seolah berbeda, semua level tidak ada yang diam. Semua bergerak dalam sistem yang begitu harmonis. Keharmonisan gerak tiga level inilah yang menghasilkan ‘pengingat suara burung’ yang begitu bermanfaat untuk orang banyak.

Tapi, dari semua nilai pelajaran yang ada dalam tiga level jarum jam, ada satu pakem yang jika dilanggar akan berakibat sangat fatal. Yaitu, walaupun beda level dan beda intensitas gerak, ketiga jarum bergerak dalam arah yang sama.

Daun Di Musim Gugur

musimgugur

Pada suatu pagi hari di sebuah musim gugur, tampak seorang anak bekerja menyapu halaman luar sebuah asrama. Pohon-pohon yang rindang di sekitar situ tampak berguguran daunnya. Walaupun bekerja dengan rajin dan teliti menyapu dedaunan yang rontok, tetap saja halaman dikotori dengan ranting dan daun.

“Aduh capek deh. Biarpun menyapu dengan giat setiap hari tetap saja besok kotor lagi. Bagaimana caranya ya supaya aku tidak harus bekerja terlalu keras setiap hari?” sambil masih memegang sapu, si anak sibuk memutar otak memikirkan cara yang jitu.

Kepala asrama yang melintas di situ menghampiri dan menyapa, “selamat pagi Anakku, kenapa kamu melamun? Apa gerangan yang sedang kamu pikirkan?” “Eh, selamat pagi paman. Saya sedang berpikir mencari cara bagaimana supaya halaman ini tetap bersih tanpa harus menyapunya setiap hari. Dengan begitu kan saya bisa mengerjakan yang lain dan tidak harus melulu menyapu seperti sekarang ini”.

Sambil tersenyum si paman menjawab, “Bagaimana kalau kamu coba menggoyangkan setiap pohon agar daunnya jatuh lebih banyak. Siapa tahu, dengan lebih banyak daun yang gugur, paling tidak besok daunnya tidak mengotori halaman dan kamu tidak perlu menyapu”. “Wah ide paman hebat sekali!” Segera dia berlari mendekat ke batang pohon dan menggoyang-goyangkan sekuat tenaga. Semua pohon diperlakukan sama, dengan harapan, setidaknya besok dia tidak perlu menyapu lagi. “Lumayan bisa istirahat satu hari tidak bekerja”, katanya dalam hati dengan gembira.

Malam hari si anak pun tidur dengan nyenyak dan puas. Ketika bangun keesokan harinya, cepat-cepat dia berlari keluar kamar. Seketika harapannya berubah kecewa saat melihat halaman yang kembali dipenuhi dengan rontokan daun-daun. Saat itu pula paman sedang ada di luar dan memperhatikan ulahnya sambil berkata “Anakku, musim gugur adalah fenomena alam. Bagaimanapun kamu hari ini bekerja keras menyapu daun-daun yang rontok, esok hari akan tetap ada daun-daun yang rontok untuk dibersihkan.

Kita tidak bisa merubah kondisi alam sesuai dengan kemauan kita. Daun yang harus rontok, tidak bisa ditahan atau dipaksa rontok. Maka jangan kecewa karena harus bekerja setiap hari. Nikmati pekerjaanmu dengan hati yang senang, setuju?” kata si paman memberikan sebuah pelajaran hidup yang begitu berarti. “Setuju paman. Terima kasih atas pelajarannya”, Segera dia berlari menghampiri sapunya.

Kalau kita bekerja dengan suasana hati yang tidak gembira , maka semua pekerjaan yang kita lakukan akan terasa berat dan mudah timbul perasaan bosan.

Pepatah mandarin mengatakan:
”Selesaikan pekerjaan hari ini dengan baik, besok masih ada pekerjaan baru yang harus diselesaikan.”

Kalau kita telah mampu menikmati setiap pekerjaan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, maka setiap hari pasti menjadi hari kerja yang membahagiakan dan setiap besok menjadi harapan yang menggairahkan. Sehingga kita boleh dengan bangga mengatakan bahwa

“Bekerja adalah ibadah”