Arsip Tag: kisah inspiratif

Hiduplah Satu Jam Tanpa, Dan Hiduplah Satu Jam Dengan

1hour

Pada suatu hari ada seorang anak kecil yang menghampiri ayahnya, ayahnya baru saja selesai memperbaiki motor karena rusak. Kemudian sang anak bertanya kepada ayahnya dan terjadilah percakapan kecil antara keduanya.
Anak: Ayah, apakah kita bisa hidup tanpa adanya dosa?
Ayah: Tidak bisa nak, sambil memandangi anaknya itu
Kemudian anaknya juga memandangi ayahnya dan bertanya sekali lagi
Anak: Hmmmmm, kalau begitu apa kita bisa hidup tanpa dosa selama satu tahun?
Ayah: Itu juga tak bisa nak
Anak: Bagaimana jika satu bulan? Apakah kita bisa hidup tanpa dosa?
Ayah: Ayah rasa juga tidak bisa.
Anaknya merasa kesal dan mempertanyakan satu hal lagi
Anak: OK ini pertanyaan terakhir, kalau satu jam? Apakah kita bisa hidup tanpa dosa?
Ayah: Kalau itu ayah rasa bisa.
Anak: Baiklah yah, kalau begitu aku akan hidup benar setiap jamnya yah agar lebih mudah menjalani dan aku akan menjaga sikap, ucapan, perbuatan dan pikiran.

Nah dari percakapan singkat itu kita bisa mengambil kesimpulan bahwa dari latihan kecil kita bisa melakukan hal yang besar.
Hiduplah 1 Jam Tanpa:
1. Hati jahat
2. Pikiran Negatif
3. Kesombongan
4. Keserakahan
5. Kebohongan
6. Kepalsuan.
Dan bisa anda ulangi satu jam berikutnya
Hiduplah 1 Jam Dengan:
1. Kasih sayang
2. Damai
3. Kesabaran
4. Kemurahan Hati
5. Kerendahan Hati
6. Ketulusan.
Lalu ulangi di satu jam berikutnya lagi

Sepotong celana

too long pants

Ada seorang pria karena hendak menghadiri reuni teman-teman SD-nya, maka pada keesokan harinya dia khusus pergi ke toko membeli sepotong celana panjang baru dan cukup mahal harganya.
Sesampai di rumah dia mencoba memakai celana barunya itu sekali lagi, dan
menemukan kalau celana yang baru saja dibelinya itu kepanjangan 10 cm, dia lalu
meminta tolong kepada ibunya utk memperbaiki.Sang Ibu mengatakan bahwa dia
sedang tidak enak badan, sehingga ingin istirahat lebih awal.
Jadi malam ini sang Ibu tidak bisa memperbaiki celana itu, kemudian dia mencari istrinya untuk
meminta tolong memperbaiki celana barunya. Istrinya bilang bahwa dia masih
punya banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan malam ini, sehingga tidak
ada waktu untuk memperbaiki celana itu. Si pria itu tidak putus asa dan mencari
anak perempuannya untuk minta tolong, ternyata anaknya berkata bahwa malam ini
sudah mempunyai janji dengan teman prianya untuk pergi ke pesta, jadi malam ini
tidak bisa memperbaiki.
Akhirnya si pria ini berpikir kalau memang demikian besok dia akan memakai
celana panjang yang lama saja untuk hadir di reuni itu.
Malam itu ibu si pria itu berpikir, “Anakku itu biasanya sangat berbakti
kepadaku, apabila dia minta tolong, maka tidaklah baik jika ditolak.”
Maka si Ibu itu bangun dan memperbaiki celana anaknya, kemudian celana itu
dipotongnya sepanjang 10 cm.
Setelah agak malaman, si istri pria itu, telah menyelesaikan semua pekerjaan
rumahnya dan berpikir,”Suamiku ini biasanya sangat sabar, hari ini karena
dia tidak bisa menjahit barulah meminta tolong, karena itu tidaklah baik kalau
sampai ditolak.” Maka sang istri memperbaiki celana itu dan dipotongnya
sepanjang 10 cm.
Ketika putri pria itu pulang dari pestanya, saat tiba dirumah tengah malam dia
berpikir, “Ayah tidak melarangku pergi pesta malam ini dengan teman
priaku, sudah seharusnya aku berterima kasih kepada ayah.” Maka
dipotonglah celana ayahnya sepanjang 10 cm.

Keesokkan paginya ke 3 wanita ini masing-masing menceritakan kepada pria itu,
bahwa mereka telah memperbaiki celana barunya. Dengan terkejut dia mencoba
memakai celana panjang itu, dan ternyata memang sudah sangat kependekan. Lalu
bagaimana reaksinya?
Dia tertawa terbahak-bahak dan berkata,”Aku pasti akan memakai celana ini
untuk kuperlihatkan pada teman-teman sekolahku, memberitahu bahwa ibu, istri dan anakku sangatlah memperhatikan diriku!”
Akhirnya teman-teman sekolahnya sepakat memuji keluarga si pria itu sebagai
keluarga yang harmonis, sang ibu, istri serta anaknya semua juga sangat gembira.

Mandor dan batu kecil

Seorang mandor bangunan yg berada di lt 5 ingin memanggil pekerjanya yg lagi bekerja di bawah.

Setelah sang mandor berkali-kali berteriak memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar karena fokus pada pekerjaannya dan bisingnya alat bangunan.

Sang mandor terus berusaha agar si pekerja mau menoleh ke atas, dilemparnya Rp. 1.000- yg jatuh tepat di sebelah si pekerja.
Si pekerja hanya memungut Rp 1.000 tsb dan melanjutkan pekerjaannya.

Sang mandor akhirnya melemparkan Rp 100.000 dan berharap si pekerja mau menengadah “sebentar saja” ke atas.
Akan tetapi si pekerja hanya lompat kegirangan karena menemukan Rp 100.000 dan kembali asyik bekerja.

Pada akhirnya sang mandor melemparkan batu kecil yang tepat mengenai kepala si pekerja. Merasa kesakitan akhirnya si pekerja baru mau menoleh ke atas dan dapat berkomunikasi dengan sang mandor…
atas
Cerita tersebut di atas sama dengan kehidupan kita, Tuhan selalu ingin menyapa kita, akan tetapi kita selalu sibuk mengurusi “dunia” kita.

Kita diberi rejeki sedikit maupun banyak, sering kali kita lupa untuk menengadah bersyukur kepadaNya.

Bahkan lebih sering kita tidak mau tahu dari mana rejeki itu datang···
Bahkan kita selalu bilang ··· kita lagi “HOKI!”

Jadi jangan sampai kita mendapatkan lemparan “batu kecil” yg kita sebut musibah …! agar kita mau menoleh kepadaNya.

Sungguh Tuhan sangat mencintai kita, marilah kita selalu ingat kepada Nya sebelum  Tuhan melemparkan batu kecil seperti kisah di atas.

look-up

Kamu yang pilih dan kamu yang tentukan

besaltnlight dina yohana

Ada 2 orang ibu memasuki toko pakaian dan ingin membeli baju, ternyata pemilik toko sedang kesal sehingga tidak melayani dengan baik, bahkan terkesan sangat ketus, tidak sopan dengan muka cemberut..

Ibu pertama jengkel menerima layanan yang buruk seperti itu, namun yang mengherankan ibu ke-2 tetap biasa saja, bahkan bersikap sopan pada penjualnya. Kemudian ibu pertama bertanya, “Mengapa ibu bersikap demikian sopan pada penjual yang menyebalkan itu?” Lantas dijawab, “Kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak, kitalah penentu hidup kita bukan orang lain..”

“Tapi ia melayani kita dengan buruk sekali,” bantah ibu pertama

“Itu masalah dia, kalau dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, tohh tidak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan menentukan hidup kita, padahal kita yang bertanggung jawab atas diri kita,” jelas ibu ke-2.

Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain, bila orang memperlakukan kita dengan buruk, kita akan membalasnya dengan hal buruk juga dan sebaliknya. Ini berarti tindakan kita di pengaruhi oleh tindakan orang lain. Bila direnungkan, betapa tidak arifnya tindakan kita, kenapa untuk berbuat baik saja harus menunggu orang lain baik dulu? Jagalah suasana hati kita sendiri, jangan biarkan sikap buruk orang lain menentukan cara kita bertindak!

Kita yang bertanggung jawab atas hidup kita bukan orang lain..
Hidup kita terlalu berharga oleh sebab itu “make your self have a meaning for others!”

Pemenang kehidupan adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar dan yang tetap tenang di tengah badai yang paling hebat…

Iri hati Sang Keong

kk

Seekor keong muda tampak memperhatikan kegiatan satwa di kelilingnya. Ada burung-burung yang mampu terbang tinggi. Sejumlah kelinci yang asyik berlari-larian di rerumputan hijau, melompat kesana dan kemari. Ikan-ikan yang begitu menikmati sejuknya alam air danau yang begitu luas.

“Aih asyiknya mereka,” ucap sang keong menampakkan kekaguman.

Saat itu juga, sang keong muda menyadari sesuatu dari dirinya yang dirasa begitu banyak kekurangan. Ia tak bisa terbang seperti burung. Tak bisa berjalan cepat, apalagi berlari dan melompat, seperti kelinci. Dan tak bisa berenang seperti ikan-ikan.

“Andai aku seperti mereka…” gumam sang keong memperlihatkan penyesalan diri.

Bayangan wajah-wajah ceria para hewan di sekitarnya kian membuat dirinya merasa terpuruk. “Tuhan tidak adil!” ucapnya kemudian.

Di luar kesadaran sang keong muda, seekor keong tua menghampiri. “Jangan berpikir picik tentang keadilan Tuhan, anakku!” ucapnya bijaksana.

“Berbaik sangkalah kepada Yang Maha Bijaksana, suatu saat kau akan tahu di balik rahasia ciptaan-Nya…” sambung sang keong tua sambil berlalu meninggalkan sang keong muda yang masih kebingungan.

Belum lagi kebingungan itu hilang, si keong muda dikejutkan dengan suara pekikan tiga ekor burung elang yang meliuk-liuk di udara. Ketiganya pun menukik ke arahnya, ikan, dan kelinci.

Spontan, tubuh sang keong menyusut dan langsung tertutup rumahnya yang begitu keras. Burung elang yang gagal memangsanya pun terbang meninggalkan diri sang keong yang mulai mengintip ke arah ikan dan kelinci.

Begitu miris, seekor ikan dan kelinci sudah berada dalam genggaman kaki dua ekor elang yang langsung terbang membawa mangsanya ke arah ketinggian.

Saat itulah, ia tersadar sesuatu. “Ah benar apa yang dikatakan pak keong tadi. Begitu banyak rahasia di balik keadilan Yang Maha Pencipta,” ucapnya membatin.

k

Salah satu kelemahan kita adalah ketidakmampuan menangkap rahasia keunggulan diri yang telah disediakan oleh Yang Maha Bijaksana. Paradigma berpikir negatif kian menjerumuskan kita kepada sebuah gugatan tentang keadilan Tuhan.

Perhatikanlah, dan bukalah tempurung kepicikan diri yang telah mengungkung kita dalam kegelapan cara berpikir dan bertindak. Berusaha dan bersyukurlah, suatu saat, akan kita temukan begitu banyak anugerah Tuhan dalam diri kita yang tersekat oleh cara kita melihat diri kita sendiri.

Kisah Ulat & Daun Hijau

u

Telah 2 musim hujan berlalu sehingga di mana-mana tampak pepohonan menghijau. Kelihatan seekor ulat di antara dedaunan yang menghijau bergoyang-goyang di terpa angin.

”Apa kabar daun hijau” katanya..

Tersentak daun hijau menoleh kearah suara yang datang. ”Ohh.. kamu ulat, badanmu kelihatan kurus dan kecil, mengapa?” tanya daun hijau.

”Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku, bolehkan engkau membantuku sahabat?” kata ulat kecil.

”Tentu.. tentu, dekatlah kemari, ’daun hijau berpikir‘ Jika aku memberikan sedikit saja daunku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau. Hanya saja aku akan kelihatan berlubang-lubang. Tapi tak apalah..”

Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju ke daun hijau. Setelah makan dengan kenyang ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan sebagian tubuhnya menjadi makanan si ulat.

Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekali pun tubuhnya kini berlubang di sana sini namun ia bahagia dapat melakukan sesuatu bagi ulat kecil yang lapar.

Tidak lama berselang ketika musim panas datang daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah di sapu orang dan dibakar.

apa yang berarti di kehidupan kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama?

Nah, akhirnya semua yang ada akan mati bagi sesamanya yang tidak menutup mata ketika sesamanya dalam kesukaran.

Yang tidak membelakangi dan seolah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak meminta tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak melupakan kepentingan diri sendiri.

Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi orang lain memang tidak mudah, tetapi indah.

Ketika berkorban diri kita sendiri menjadi seperti daun hijau yang berlubang namun sebenarnya itu tidak mempengaruhi kehidupan kita, kita akan tetap hijau. Tuhan akan tetap memberkati dan memelihara kita.

Bagi daun hijau berkorban merupakan sesuatu perkara yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya dapat tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal menjadi daun hijau, suatu hari ia akan kering dan jatuh.

Demikianlah kehidupan kita, hidup ini hanya sementara, kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik, kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran, dan kerendahan hati.

Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi kita. Kita dapat berkorban dalam banyak perkara, mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang dapat kita lakukan.

Yang mana yang sering kita lakukan? Menjadi ulat kecil yang menerima kebaikan orang atau menjadi daun hijau yang senang memberi?

Jebakan Tikus

Pada suatu malam, seekor tikus mengendap-endap di dalam dapur sebuah rumah keluarga petani. Betapa terkejut dia saat melihat sebuah bungkusan yang berisi satu kotak jebakan tikus. Hal tersebut tentu akan mengancam jiwanya. Dengan panik tikus itu berlari ke arah belakang rumah dan memberitahukan hal tersebut pada hewan peliharaan sang petani.

“Hati-hati, ada jebakan tikus… ada jebakan tikus…” ujar sang tikus dengan suara kencang.

Ayam yang mendengar suara itu melengos kesal, “Ya ya ya… tapi itu masalahmu, tikus. Berhentilah berteriak, kau membuatku sakit kepala,” ujar sang ayam dengan suara jengkel.

Dengan sedih, tikus itu berlari meninggalkan kandang ayam menuju kandang kambing. “Ada jebakan tikus di dalam sana, jebakan tikus…” ujar si tikus memperingatkan.

Apa yang terjadi? Kambing seolah tidak peduli dan mengatakan, “Wah, aku ikut sedih, tapi bukan urusanku,” lanjutnya.

Tikus kembali sedih karena kambing tidak peduli. Tetapi dia tidak menyerah memberi peringatan bahwa ada bahaya. Tikus berlari ke arah kandang sapi. “Waspada, harap waspada, si petani punya jebakan tikus,”

Sang sapi malah tertawa kencang, “Astaga tikus, itu bukan urusanku, tidak perlu menyampaikan kabar yang tidak perlu,” ujar sapi lalu kembali tertawa.

Akhirnya tikus kembali ke lubangnya dengan perasaan sedih, tak ada satu pun yang peduli dengan kata-katanya.

Pada malam berikutnya, jebakan tikus itu berhasil menangkap sesuatu. Saat dilihat, bukan tikus yang terperangkap, tetapi ular berbisa yang masuk ke dalam rumah. Parahnya, ular yang sudah hampir mati karena terjepit di jebakan tikus mematuk tangan istri sang petani.

Setelah mengalami pengobatan, istri petani tak kunjung membaik, dia demam sangat tinggi. Melihat hal itu, petani menyembelih ayamnya lalu dimasak menjadi sup ayam untuk menurunkan demam sang istri, tetapi usaha itu sia-sia, karena istri sang petani meninggal keesokan harinya.

Banyak tamu yang datang saat pemakaman, sehingga petani terpaksa menyembelih kambing miliknya untuk dijadikan sajian demi menghormati tamu yang hadir. Dan ternyata, tamu yang datang semakin banyak, petani tersebut memang punya banyak teman, sehingga dia menyembelih sapi untuk dijadikan sajian kepada tamu-tamu yang datang dan berduka cita.

Tikus sangat sedih karena teman-teman di peternakan telah habis. Padahal dia sudah memperingatkan teman-temannya agar waspada. Akhirnya mereka justru menjadi santapan para tamu yang datang.

Ada hikmah yang bisa kita diambil dari kisah yang menginspirasi ini, diantaranya:
1. Bantulah sesama, kita tak pernah tahu kebaikan apa yang datang, ataupun keburukan apa yang terhindar dari kita membantu mereka…
2. Jangan meremehkan sebuah keburukan yang menimpa saudara kita, jika kita biarkan, boleh jadi cepat atau lambat kita pun juga akan ditimpanya…

Semoga apa yang di kisahkan ini bisa menjadi bahan renungan untuk kita.

Maafkan aku membuatmu menangis

Konon ini adalah kisah nyata dari sepasang muda-mudi. Adalah seorang gadis bernama Margareth yang takut jatuh cinta karena melihat penderitaan ibunya. Margareth kehilangan sang ayah saat ia berusia 13 tahun dan hal tersebut membuat sang ibu merasakan kehilangan yang luar biasa.
Margareth paling benci dengan rokok. Ayahnya adalah perokok berat dan rokok jugalah yang membuat ayahnya terkena kanker hingga meninggal. Margareth berjanji bahwa ia tak akan jatuh cinta pada seorang perokok.
Namun, tak ada yang pernah tahu takdir mereka sendiri bukan? Margareth pada akhirnya dipertemukan dengan seorang pemuda yang menjadi teman sekelasnya bernama Ramces. Dan, pemuda ini adalah seorang perokok.
Margareth menceritakan pengalamannya tentang sang ayah pada Ramces dengan harapan agar pemuda itu mau berhenti merokok. Begitu gencarnya ‘kampanye anti rokok’ ala Margareth, sampai gadis ini bisa merasakan bahwa pemuda itu mulai menghindarinya. Apalagi teman-teman pemuda itu mengolok-olok saat Ramces tak merokok karena perkataan Margareth.
Hal ini membuat Margareth berkecil hati. Ia ingin Ramces bahagia, sehingga dirinya mulai berhenti menasehati Ramces dan membiarkannya melakukan apapun sesuka hatinya. Namun, 3 bulan kemudian setelah mereka pacaran, kenyataan pahit menampar Ramces.
Pemuda itu mengalami penyakit baru-paru yang berat bernama Emphysema, karena terlalu banyak merokok. Kondisi Ramces memburuk dan membutuhkan perawatan serius. Makan waktu hingga 2 tahun untuk mendongkrak kondisi kesehatannya yang semakin merosot. Bahkan sang dokter tak yakin Ramces akan bertahan hidup lebih lama lagi.
Di saat seperti ini, meski Margareth benci dan trauma dengan masa lalunya, namun kekuatan cinta melebihi segalanya. Ia dengan setia memotivasi dan menemani Ramces selama dirawat di rumah sakit. 2 tahun itu tak sebentar, tapi demi hidup dan mati orang yang ia cintai, trauma masa lalu pun dilalui oleh Margareth.Dalam hati, Ramces menyesal membuat Margareth sedih dan menangis karena kondisinya sekarang.
Banyak hal yang dikorbankan Margareth demi menjaga Ramces. Margareth berhenti kuliah, bertengkar dengan ibunya, menghabiskan uang tabungannya, dan semua ini hanya karena ia mencintai Ramces. Tak jarang ia disebut bodoh, namun Margareth yakin ini tak akan sia-sia.
Pemuda bernama Ramces itu pun menunjukkan kondisi kesehatan yang jauh lebih baik. Ia akhirnya sembuh dan tak lagi menyentuh rokok. Margareth berani menempuh takdir bersama Ramces meski ia trauma, maka pemuda itu pun mengorbankan rokoknya demi membalas ketulusan cinta Margareth. keduanya menikah dan hidup bersama.
Satu hal yang disesali Ramces adalah, tak mendengarkan apa yang dikatakan Margareth dari awal. Ada satu pesan yang disampaikan Ramces pada semua orang. “Lakukan 100 hal yang diminta oleh teman-temanmu, tapi tolong, jangan lakukan satu hal yang dilarang oleh kekasihmu,” ujarnya.
“Teman, aku tak akan bilang ‘merokok itu bahaya bagi kesehatan’ karena hal itu sudah tertulis pada kotaknya. Tapi aku ingin mengatakan, kau merokok karena kesadaranmu sendiri, sekarang berhentilah demi orang yang mencintaimu.”
Bila suatu ketika rokok membayangi Anda dan kehidupan orang yang Anda cintai. Ingatlah kisah ini. Semoga kita bisa bersama lebih lama, lebih sehat, bersama orang yang kita cintai.

Kisah Inspiratif Pohon tua

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu.
Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel, wajahnya tampak sedih.

“Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu.
“Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.
“Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”
Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu. ”

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang.
“Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel.
“Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu.
“Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?”
“Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel.

Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.
“Ayo bermain-main lagi deganku,” kata pohon apel.
“Aku sedih,” kata anak lelaki itu.
“Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?”
“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah .”

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
“Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.”
“Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu.
“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel.
“Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki.
“Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu. ”
“Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.”

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.

Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Cintailah kedua orang tua kita dengan tulus. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainy, dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

source