Ada seorang anak yang setiap hari minggu rajin ke gereja, lalu suatu hari ia berkata kepada ayahnya,
“Ayah mulai hari ini saya tidak mau ke gereja lagi”
“Lah kenapa nak?” sahut sang ayah.
“Karena di gereja saya menemukan orang – orang yang kelihatannya agamis tapi sebenarnya tidak, ada yang sibuk dengan gadgetnya, sementara yang lain membicarakan keburukan orang lain”.
Sang ayah pun berpikir sejenak dan berkata, “Baiklah kalau begitu, tapi ada satu syarat yang harus kamu lakukan setelah itu terserah kamu”.
“Saya harus melakukan apa ayah?”
“Ambillah air satu gelas penuh, lalu bawa keliling gereja, ingat jangan sampai ada air yang tumpah”.
Si anak pun membawa segelas air berkeliling gereja dengan hati-hati, hingga tak ada setetes air pun yang jatuh.
Sesampai di rumah sang ayah bertanya, “Bagaimana sudah kamu bawa air itu keliling gereja?”,
“Sudah”.
“Apakah ada yang tumpah?”
“Tidak”.
“Apakah di gereja tadi ada orang yang sibuk dengan gadgetnya?”.
“Wah, saya tidak tahu karena pandangan saya hanya tertuju pada gelas ini”, jawab si anak.
“Apakah di gereja tadi ada orang – orang yang membicarakan kejelekan orang lain?”, tanya sang ayah lagi.
“Wah, saya tidak dengar karena saya hanya konsentrasi menjaga air dalam gelas”.
Sang ayah pun tersenyum lalu berkata, “Begitulah hidup anakku, jika kamu fokus pada tujuan hidupmu, kamu tidak akan punya waktu untuk menilai kejelekan orang lain. Jangan sampai kesibukanmu menilai kualitas orang lain membuatmu lupa akan kualitas dirimu”.
Marilah kita fokus pada diri sendiri dalam beribadah, bekerja dan untuk terus menerus bebenah menjadi positif.
Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.